Senin, 19 Juli 2010

CARA MENENTUKA N ARAH KIBLAT YANG BENAR


Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan arah kiblat di Indonesia adalah barat laut. "Secara hitung-hitungan sudut, sejak dulu kita menetapkan arah barat dengan serong sedikit."Kiblat bukan di barat, tetapi di barat laut. Dari arah barat lurus bergeser sedikit ke utara kira-kira antara 20-25 derajat,"

penetapan arah barat laut sebagai arah kiblat didasarkan pada serangkaian hasil penelitian yang menyatakan bahwa letak geografis Indonesia tidak persis berada di timur Masjidilharam. Tapi agak ke selatan.Namun demikian, lanjutnya, untuk meluruskan arah kiblat tidak harus dilakukan pembongkaran masjid atau mushala, cukup shaf atau barisannya saja yang digeser."Pengelola masjid cukup menggeser arah sajadah saja, arah barisan salatnya.."Untuk ibadah, kita pun tetap sah hanya tegantung niat dan tujuan kita saja,"  Ini kan tidak harus lurus dengan tembok, kalau memang temboknya tidak lurus kiblat,"



dan majlis ahbabul mustofa ini tidak  ada masalah kalau menentukan arah kiblat .cukup geser aja sedikit,ke arah barat laut.

TUJUH DOSA BESAR YANG MENCELAKAKAN

Tujuh Dosa Besar Yang Mencelakakan



قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأْكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلَاتِ
(صحيح البخاري)
" Jauhilah tujuh dosa besar yang mencelakakan, para sahabat berkata: " apakah itu wahai Rasulullah?", Rasul bersabda: " Syirik (menyekutukan Allah), dan sihir, dan membunuh orang yang dilarang oleh Allah kecuali dengan kebenaran, dan memakan riba, dan memakan harta anak yatim, dan melarikan diri dari peperangan, dan menuduh zina terhadap wanita baik-baik". ( Shahih Al Bukhari )


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang dengan memuji-Nya terpujilah seorang hamba, segala puji bagi Allah yang dengan memuji-Nya berjatuhanlah dosa, segala puji bagi Allah yang dengan memuji-Nya penuhlah timbangan amal. Alhamdulillah tamla’ulmiizaan, (Shahih Muslim) memuji Allah memenuhi timbangan amal. Karena seluruh hakikat ibadah adalah memuji Allah, hakikat sujud adalah memuji dan mengagungkan Allah, hakikat shalat dan seluruh ibadah adalah pengagungan memuji Rabbul 'alamin. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamin, puji kemuliaan dan keluhuran bagi Allah penguasa alam semesta, Maha Tunggal dan Maha Abadi, Maha menyejukkan jiwa hamba-hamba-Nya yang mengingat-Nya, sebagaimana firman-Nya:
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
( الرعد: 28 )
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". (QS. Ar Ra'd: 28 )
Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah maka akan tenang jiwa-jiwa orang yang beriman, ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah tenanglah sanubari, dan puncak kegundahan terbesar akan lebur dan sirna menjadi kesejukan dan ketenangan dengan mengingat Allah, Maha Raja Tunggal penguasa jagad raya semesta, Yang menciptakan seluruh alam dari tiada, Yang akan menjadikan kehidupan setelah kehidupan, semoga aku dan kalian didalam kebahagiaan dunia dan akhirah, dilimpahi kebahagiaan oleh Sang Pemilik alam rahim, Sang Pemilik alam dunia, Sang Pemilik alam barzakh, Sang Pemilik alam akhirah, siapakah Dia?, Dialah Yang menamakan diri-Nya Al Qariib ( Yang Maha Dekat ), Dialah Yang menamakan diri-Nya Al Ghafuur As Syakuur ( Yang Maha Mengampuni dan Maha Berterimakasih dan membalas jasa ), namun jangan lupa pula bahwa Allah adalah Al Malik Ad Dayyaan ( Maha Raja Yang berhutangbudi seluruh makhluk kepada-Nya), karena kita telah diberi jasad yang sempurna, bisa saja Allah memberikan kepada kita jasad hewan atau jasad tumbuhan, namun Allah memberikan kepada kita jasad manusia. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah mengelompokkan kami kedalam ummat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, pembawa kedamaian dan kebahagian dan keluhuran dunia dan akhirah, diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melewati seorang wanita yang sedang ziarah kubur dan menangis di kuburan itu, maka Rasul bersabda:
اِتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِيْ
" Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah "
Maka wanita itu menghardiknya dan berkata: " engkau tidak mendapatkan musibah seperti aku, maka diamlah !!", sang nabi yang pemaaf dan berhati mulia, manusia yang paling sopan dan ramah pun terdiam dan sabar, kemudian meninggalkan wanita itu, itulah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian datanglah seseorang kepada wanita itu dan berkata: " Taukah engkau siapa yang telah kau bentak tadi ?", maka wanita itu menjawab: "ia seseorang yang menasihati aku karena ia tidak mendapat musibah seperti aku" , orang itu berkata: " dia adalah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam", maka wanita itu menangis dan menjerit meninggalkan pemakaman dan mengejar sang nabi, dan ketika itu nabi Muhammad telah masuk ke dalam rumahnya, ketika wanita itu sampai di rumah sang nabi ia berlutut dan berkata: "maafkan aku wahai Rasulullah", sang nabi hanya tersenyum seraya bersabda:
إِنَّمَا الصَّبْرُ فِي الصَّدْمَةِ الْأُوْلَى
"Sesungguhnya sabar itu dipermulaan musibah"
Jika ingin bersabar hendaknya dari tadi sehingga tidak perlu meminta maaf, demikian perkataan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Alangkah indahnya sayyidina Muhammad. Diriwayatkan ketika sang nabi didatangi oleh seorang wanita miskin dan wanita itupun gemetar karena kewibawaan sang nabi, sayyidul awwaliin wal akhiriin rahmatan lil 'alamin, wajah yang paling berlemah lembut dan paling bercahaya dari semua wajah, wajah yang dikatakan oleh salah seorang sahabat ketika ditanya " bagaimana wajahnya Rasulullah? ", maka ia menjawab: " aku tidak pernah betul-betul mengangkat kepala dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku tidak mampu menyifatkannya dengan jelas ". Ketika wanita itu gemetar maka sang nabi berkata: " tenangkan dirimu jangan gemetar, aku adalah utusan Allah , jika engkau tidak ingin datang kesini menemuiku maka panggillah aku, aku akan datang dimanapun engkau berada". Demikian indahnya sang nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam wabaaraka 'alaihi wa 'alaa alih.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا ، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
( النصر : 1-3 )
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat". ( QS. An Nashr: 1-3 )
Ketika telah datang waktunya pertolongan Allah dan kemenangan, yaitu tanda bahwa Islam akan mencapai kemenangan. Dan ayat ini turun beberapa bulan sebelum Fath Makkah, sebagai isyarat kepada sang nabi bahwa Fath Makkah akan segera terbit dan terjadi. Ketika ayat ini turun maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbah, diantara isi khutbah itu adalah: "dipilihkan untuk seseorang antara hidup di dunia atau di sisi Allah, maka ia memilih di sisi Allah", maka menjerit dan menangislah khalifah Abu Bakr As Shiddiq RA dan beberapa orang sahabat, para sahabat yang lain saling memandang dan heran karena Rasul hanya berkata: "bahwa dipilihkan untuk seseorang antara hidup di dunia atau di sisi Allah, maka ia memilih di sisi Allah" mengapa Abu Bakr dan sebagian sahabat menjerit dan menangis?!, karena hal itu adalah tanda mulai dekat waktu wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan tidak lama kemudian setelah Fath Makkah maka sang nabi pun wafat. Dan semoga semakin dekat pula Fath Jakarta bagi kita, amin ya rabbal 'alamin.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Sampailah kita pada hadits agung, yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأْكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلَاتِ
(صحيح البخاري)
" Jauhilah tujuh dosa besar yang mencelakakan, para sahabat berkata: " apakah itu wahai Rasulullah?", Rasul bersabda: " Syirik (menyekutukan Allah), dan sihir, dan membunuh orang yang dilarang oleh Allah kecuali dengan kebenaran, dan memakan riba, dan memakan harta anak yatim, dan melarikan diri dari peperangan, dan menuduh zina terhadap wanita baik-baik". ( Shahih Al Bukhari )
Tujuh dosa besar yang membawa kecelakaan dan membawa musibah serta kemurkaan Ilahi. Yang pertama Syirik yaitu menyembah selain Allah, namun siapapun yang menyembah selain Allah jika ia bertaubat maka diterima taubatnya oleh Allah. Sebagian orang mengatakan (karena kesalahfahaman) bahwa dosa yang tidak diampuni oleh Allah adalah menyembah selain Allah, memang betul jika orang itu tidak bertaubat tetapi jika ia bertaubat maka ia diampuni oleh Allah subhanahu wata'ala. Namun dosa-dosa yang lain jika tidak menyembah selain Allah, itu akan mendapatkan pengampunan Allah kelak walaupun terlambat, tetapi kalau syirik (menyekutukan Allah) maka ia tidak diampuni Allah kecuali jika ia sudah bertaubat, karena tidak ada satu dosa pun yang tidak pupus dengan taubat. Kedua adalah Sihir, yang merupakan dosa besar. Banyak sekali pertanyaan yang muncul kepada saya di forum website, email, surat dan lainnya tentang bagaimana hukumnya sihir?, jelas sudah bahwa sihir adalah dosa besar karena sihir itu memperbudak atau mempertuan syaitan atau jin untuk membawa celaka atau musibah bagi orang lain. Hubungan yang dilarang antara manusia dengan jin ada dua hal yaitu memperbudaknya dan mempertuannya, kalau bersahabat dengan jin tidak ada larangannya dalam syariah dan dalam semua madzhab. Karena dijelasakan oleh para Ulama kita bahwa jin juga ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah:
قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا ، يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآَمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا
( الجن :1-2 )
" Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Tuhan kami ". ( QS. Al Jin: 1-2 )
Di ayat yang lain dalam surah Al Jinn juga disebutkan:
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
( الجن : 11 )
" Dan sesungguhnya di antara kami (ucapan ara jin) ada yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya, Kami menempuh jalan yang berbeda-beda ". ( QS. Al Jin: 11 )
Dan firman Allah dalam ayat yang lain :
وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا
( الجن : 19 )
" Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya ". ( QS. Al Jin: 19 )
Jadi yang dilarang adalah memperbudak jin atau mempertuannya, sedangkan bersahabat dengan jin tidak ada larangannya namun tidak ada pula perintahnya. Oleh sebab itu para ulama' tetap pada posisinya bahwa bersahabat dengan jin tidak ada larangannya dan tidak ada perintahnya. Kalau bersahabat dengan manusia ada perintahnya dan itu merupakan sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Namun jin juga ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagian dari mereka yang beriman. Hadirin hadirat, sihir adalah perbuatan para dukun untuk mencelakakan dan merugikan orang lain dengan memperbudak atau mempertuan jin, maka itu merupakan perbuatan dosa besar, termasuk juga ramalan, maka jangan tertipu, zaman sekarang orang-orang justru membayar untuk mendapatkan dosa besar, misalnya ikut ramalan di SMS tentang rizki atau yang lainnya, rizkimu jangan sampai engkau pasrahkan pada SMS, karena rizkimu adalah dari Allah subhanahu wata'ala. Barangkali karena kita kirim SMS ramalan seperti itu dan mengeluarkan biaya 1000, 2000, atau 5000 hanya jumlah kecil tetapi bisa jadi Allah akan menutup jutaan rizki kita karena Allah subhanahu wata'ala melihat hamba-Nya telah memasrahkan takdirnya kepada SMS, lebih percaya pada SMS daripada kepada Allah. Maka jauhilah hal itu, jangan sampai harta kita terlibat dalam hal itu. Demikian pula Rasul shallallahu 'alaihi wasallam memberi penjelasan kepada kita agar kita tidak terus ketakutan dengan hal-hal yang syirik (menduakan Allah), karena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:
أَنِّيْ لَسْتُ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُشْرِكُوْا بَعْدِيْ وَلِكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا أَنْ تَنَافَسُوْا فِيْهَا
" Sesungguhnya aku tidak khawatir terhadap kalian akan syirik, tetapi aku khawatir (terhadap kalian) akan dunia dan kalian saling berlomba didalamnya "
Jika seseorang sudah Muslim maka jangan risau akan jatuh pada perbuatan syirik, karena tidak semua yang dikatakan oleh sebagian saudara kita tentang hal yang syirik itu adalah syirik, tapi karena kejahilan mereka terhadap syariah maka mereka mengatakannya syirik. Banyak pula pertanyaan muncul kepada saya tentang pusaka-pusaka, bagaimana hukumnya, dan menyimpan barang-barang para shalihin apakah hal itu diperbolehkan?. Hadirin hadirat, Al Qur'an telah menjelaskan kemuliaanya, bukan lagi hadits. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَقَالَ لَهُمْ نِبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلآئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَّكُمْ إِنْ كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ( البقرة: 248 )
" Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman". ( QS. Al Baqarah: 248 )
Thalut diperintah oleh Allah melalui nabi untuk menjadi pemimpin melawan raja Jalut di masanya. Maka Thalut dicela oleh rakyatnya karena tidak memiliki apa-apa( harta). Maka Allah subhanahu wata'ala mendatangkan Tabut yaitu satu peti yang didalamnya terdapat benda-benda peninggalan nabi Harun dan nabi Musa. Dan tanda kekuasaan Thalut yaitu akan datang padanya peti yang berisi benda-benda peninggalan nabi Musa dan nabi Harun yang membawa ketenangan untuk mereka. Renungkan firman Allah:
فِيْهِ سَكِيْنَةٌ
" Didalamnya (tabut) terdapat ketenangan "
Apakah benda-benda itu?, buka seluruh kitab tafsir maka semua menjelaskan bahwa benda-benda itu adalah pakaian nabi Musa, tongkat nabi Musa, sandal nabi Harun, dan lainnya, ada apa dengan benda-benda itu?!. Benda yang disentuh oleh para shalihin dan para nabi tidak disia-siakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Sebagaimana Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berdoa di maqam Ibrahim di hadapan Ka'bah. Rasul berdoa di tempat nabi Ibrahim berdoa, padahal jarak antara Nabi Muhammad dan nabi Ibrahim ribuan tahun yang lalu, namun Rasul shallallahu 'alaihi wasallam shalat di tempat itu, tempat nabi Ibrahim pernah berdoa, tanah bekas pijakan nabi Ibrahim. Para shalihin terdahulu tidak dilupakan oleh nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau melakukan shalat di tempat itu, maka Allah tetapkan dengan firman-Nya:
وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى
( البقرة: 125 )
" Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat ". ( QS. Al Baqarah: 125 )
Jadi, barang pusaka atau peninggalan para shalihin itu bukan untuk dipertuan atau diagungkan atau untuk disembah, bukan untuk dijadikan mempunyai kekuatan untuk merubah takdir, tetapi karena menghargai barang-barang para shalihin terdahulu adalah sesuatu yang telah dijalankan pada ummat saat ini dan ummat sebelumnya dan juga didukung oleh Al qur'an Al Karim.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Lalu bagaimana jika dimandikan dengan air kembang?, boleh-boleh saja karena zaman dulu belum ada sabun maka menggunakan air kembang, kalau zaman sekarang boleh dengan sabun untuk mewangikannya dan melindunginya dari karat agar tidak rusak, tapi jangan menganggap bahwa benda-benda itu bisa mengubah takdir Allah subhanahu wata'ala. Sebagaimana sayyidina Umar bin Khattab Ra saat mencium Hajar Aswad beliau berkata:
إِنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ لَوْلَا قَبَّلَكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَا قَبَّلْتُكَ
" Sesungguhnya kau adalah batu yang tidak memberi mudharat dan manfaat, kalau bukan karena Rasulullah telah menciummu maka aku tidak akan menciummu "
Batu tidak lebih dari batu, tidak bisa membawa bahaya dan manfaat, tetapi setelah dicium oleh sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam maka semua orang berebutan untuk mencium Hajar Aswad, karena menjadi sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat, dan bagaimana caranya menangani sihir? banyak dzikir-dzikir nabawy yang meruntuhkan sihir. Kalau di rumah ada sihir yang tidak bisa dikalahkan, sihir atau syaitan dan jin tidak mau keluar terus saja mengganggu di rumah itu, maka bacakan surah Al Baqarah di rumah itu, surah Al Baqarah adalah surah terpanjang dalam Alquran dan hampir mencapai 3 juz, maka bagikan untuk beberapa orang agar membacanya di dalam rumah tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: " Rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al Baqarah maka tidak akan dimasuki syaitan". (shahih Muslim)
Hadirin hadirat, yang ketiga adalah Membunuh seseorang kecuali dengan kebenaran. Maksudnya adalah membela diri. Memebela diri sehingga orang yang ingin mencelakai terbunuh maka hal ini tidak dilarang dalam syariah, atau karena mempertahankan nyawa kita, harta kita, atau masyarakat kita, misalnya diserang dan kita membela diri hingga terbunuh orang yang menyerang kita, maka hal itu adalah kebenaran. Tetapi sengaja membunuh adalah salah satu diantara tujuh dosa besar, demikian sabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Yang keempat adalah makan hal yang riba, wal'iyadzu billah. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
( البقرة: 275 )
" Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya ". ( QS. Al Baqarah: 275 )
Kelak di hari kiamat orang-orang yang memakan riba, mereka akan berdiri dengan bergetar dan berguncang seakan-akan mereka dirasuki oleh syaitan, karena mereka telah memakan riba di masa hidupnya, dan mereka berkata ketika di dunia bahwa jual beli itu sama saja seperti riba. Riba adalah perdagangan atau jual beli yang mengandung bunga. Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (bunga yang berlipat). Dan barangsiapa yang berhenti dari memakan riba maka Allah subhanahu wata'ala akan memaafkan dan mengampuninya, dan semua dosa yang pernah ia perbuat akan kembali kepada Allah Yang Maha Pemaaf, dan barangsiapa yang tetap melakukannya maka ia akan sampai kedalam api neraka dan kekal didalamnya. Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa: "orang yang memakan riba maka di hari kiamat ia berada di sungai darah", demikian riwayat Shahih Al Bukhari. Muncul banyak pertanyaan kepada saya tentang bagaimana hukumnya riba di masa kini?, tentunya hukumnya tidak berubah tetapi jauhilah semampunya dan Allah tidak memaksa kita melebihi dari kemampuan kita. Misalnya ada yang bekerja di BANK Konvensional bagaimana hukumnya?, tentunya terlibat riba. Tetapi jika ia menanggung nafkah yang primer dan jika ia berhenti bekerja maka akan membawa mudharat yang lebih besar lagi maka boleh saja pekerjaan itu diteruskan tapi jangan pernah berhenti berjuang untuk mencari pekerjaan lain, terus berjuang mencari pekerjaan lain dan ketika menemukannya maka langsung pindah, jika terjebak dalam nafkah yang primer yang mana jika pekerjaan itu ditinggalkan akan membawa mudharat yang lebih besar lagi, kelaparan, kematian, pencurian atau hal yang lebih buruk lagi . Oleh sebab itu diantara kita yang terjebak dalam pekerjaan yang mengandung bunga maka hati-hatilah dan saran saya terus mencari pekerjaan lain, begitu ada maka segera pindah jangan terus bertahan. Kita di akhir zaman ini pastilah selalu terjebak dalam perbuatan riba yang mana perdagangan pasti kesemuanya melewati Bank Konvensional, namun yang sangat membuat kita gembira saat ini sudah mulai banyak Bank Konvensioanl yang membuka Bank Syariah, BCA sudah merencanakan Bank Syariah, BNI dan lainnya, semua Bank Konvensional telah membuat Bank Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa kita dibantu oleh Allah subhanahu wata'ala untuk mengarah kepada bebas dari riba, karena Bank Syariah bebas dari riba sedangkan Bank Konvensional secara mutlak terdapat riba di dalamnya. Maka berhati-hatilah terhadap riba ini, dan berusahalah semampunya namun Allah tidak memaksa melebihi dari kemampuan kita. Dan jika tidak mampu lagi untuk meninggalkannya, maka jangan berprasangka buruk kepada Allah, Sang Maha Pemaaf tetap pemaaf, jangan berhenti berdoa agar dilepaskan dari jebakan-jebakan dunia dan dibebaskan menuju kemakmuran di dunia dan akhirah, Dialah ( Allah ) Yang memiliki kemakmuran dunia dan akhirah.
Hadirin hadirat, yang kelima adalah memakan harta anak yatim. Hal ini sudah masyhur dan tidak perlu lagi saya perjelas banyak, hanya saya ingin menukil sedikit bahwa banyak diantara saudara-saudari kita yang membuat acara santunan anak yatim, hal ini sangat mulia namun hati-hati orang yang menyumbang itu, jika ia keluarkan uangnya untuk menyantuni anak yatim maka jangan sampai masuk kedalam perut orang yang selainnya, santunan anak yatim tapi juga ada tamu-tamu selain mereka dan kemudian diberi makan dari santunan anak yatim itu, ingat itu harta milik anak Yatim tanpa ia sadari, jika anak Yatim itu tidak ridha maka ia masuk kedalam dosa ini tanpa ia sadari, maka berhati-hatilah, yang menyantuni anak yatim boleh-boleh saja, tapi disebutkan dan diperjelas, misalnya untuk santunan anak yatim sekian,,konsumsi sekian,,untuk menyambut tamu sekian..dan lainnya. Jadi orang yang mengeluarkan uang tau bahwa itu tidak hanya menyantuni anak yatim saja, tetapi ada biaya untuk menyambut tamu, biaya untuk panggung dan lain sebagainya, jadi uang yang mereka keluarkan tidak 100 % untuk santunan anak yatim, demikian hadirin yang perlu kita waspadai. Yang keenam adalah melarikan diri dari peperangan, yaitu saat peperangan membela Islam, membela negara dan bangsa, membela rakyat, membela wilayah kita, disaat itu ia melarikan diri karena menyelamatkan dirinya, maka ia terkena dosa besar. Maka jangan melarikan diri ketika kita atau wilayah dan negara kita diserang oleh musuh. Dan yang terakhir (Ketujuh) adalah menuduh wanita baik-baik melakukan zina, hati-hati jangan sampai kita terjebak dalam hal ini, jangan sembarang menuduh berzina pada wanita baik-baik, misalnya melihat seorang wanita dan lelaki berjalan ke suatu tempat sepi dan mengatakan " mereka itu berzina ", hati-hati kata-kata itu adalah dosa besar. Jika tidak ada 4 orang saksi yang betul-betul menyaksikan persetubuhannya maka hal itu adalah "menuduh wanita baik-baik melakukan zina", yang itu adalah termasuk dosa besar. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan bahwa wanita yang baik-baik lantas dituduh berbuat zina, barangkali wanita atau pria yang berbuat hal-hal yang melanggar syariah tapi tidak sampai pada perbuatan zina, maka jangan dikatakan berzina karena hal itu dosa besar, demikian saudara saudariku yang kumuliakan. Ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata'ala Maha menyambut hamba-hamba-Nya ketika mereka ingin memperbaiki diri, Allah subhanahu wata'ala Maha menyambut dengan hangat jiwa-jiwa yang ingin dekat kepada-Nya, sambutan Rabbul 'alamin akan agung di dunia dan akhirah. Kita berdzikir bersama, bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan. Dan sebelum kita berdzikir, saya ingin memberikan hadiah kepada dua orang saudara kita dari Ransiki, mohon bapak dari Ransiki untuk berdiri agar semua bisa menyaksikan dan mendoakan, beliau ini akan berpisah dengan kita, besok akan kembali ke Papua Irin Barat. Ayahanda kita ini sudah 1 bulan di Jakarta untuk belajar syariah disini, belajar cara berwudhu, belajar shalat, belajar mengaji, belajar cara mengimami shalat, untuk mereka berdakwah nanti di wilayah Ransiki, dan merekalah yang memperjuangkan kedatangan santri-santri dari Ransiki, mereka berkata biarlah kami meninggal asalkan anak-anak bisa berangkat ke Jakarta, inilah perjuangan mereka . Saya akan menghadiahkan kepada mereka rida' (sorban), besok atau lusa mereka akan meninggalkan Jakarta, semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah subhanahu wata'ala, semoga panji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan dibawa oleh mereka ke wilayah mereka, semoga Allah memberi kekuatan kepada mereka untuk mengajarkan syariah disana, disana banyak muslimin muslimat yang tidak mengetahui cara berwudhu, tidak mengetahui cara shalat, tidak mengetahui cara berpuasa, dan mereka datang ke Jakarta dan duduk di Majelis ini dan tidak peduli usia mereka sudah lanjut, namun semangat juang mereka mewarisi semangat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, mereka akan kembali dan semoga kelak menjadi imam-imam besar di Ransiki Irian Barat, amin allahumma amin. Kita bermunajat kepada Allah dan tasyakuran dengan ucapan guru mulia kita, ketika mendengar bahwa pimpinan bangsa kita, Bapak Presiden dan Wakil Presiden, para menteri dan juga aparat keamanan, Kapolda Metrojaya dan juga massa yang sangat banyak berkumpul dan berdzikir bersama di Monas di hari 12 Rabi'ul Awal, beliau mengatakan : " Fath, Insyaallah dalam waktu dekat kemenangan akan sampai kepada kita", Jakarta menjadi kota kedamaian sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala mengangkat tangan penuh dosa, mengharap pengampunan dari Yang Maha mengampuni, semoga Allah subhanahu wata'ala melimpahkan kepada kita kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, pengabulan hajat, disingkirkan dari segala musibah diganti dengan kebahagiaan, dan keluasan, disingkirkan dari segala kesempitan, dilimpahi kemudahan dan dijauhkan dari kegundahan untuk masyarakat Jakarta, dan juga masyarakat Papua, dan seluruh muslimin di barat dan di timur..
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

SHOLAT ROSULLAH YANG TERAKHIR SEBELUM WAFAT

Shalat Rasulullah Yang Terakhir Sebelum Wafat

أَنَّ رَسُولَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ : صَلَّى بِنَا، النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ، فِي آخِرِ حَيَاتِهِ، فَلَمَّا سَلَّمَ، قَامَ فَقَالَ أَرَأَيْتَكُمْ لَيْلَتَكُمْ هَذِهِ، فَإِنَّ رَأْسَ مِائَةِ سَنَةٍ مِنْهَا، لَا يَبْقَى مِمَّنْ هُوَ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ أَحَدٌ

(صحيح البخاري)

Sungguh Abdullah bin Umar ra berkata :
Nabi saw mengimami kami shalat Isya yang terakhir dalam hidup beliau saw, ketika selesai shalat, beliau saw berdiri dan bersabda: “Kalian lihatkan malam kalian ini?, maka sungguh 100 tahun yang akan datang, tak tersisa satupun di daratan bumi” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmtullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ، اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَ الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Maha Penguasa tunggal dan Maha membangkitkan keluhuran pada jiwa hamba-hambaNya untuk mencapai keluhuran yang lebih luhur, meninggalkan kehinaan menuju kemuliaan, meninggalkan kemuliaan menuju kemuliaan yang lebih mulia lagi, terus menuju gerbang-gerbang keluhuran Ilahi di dalam kenikmatan dan di dalam kesusahan, di dalam siang ataupun malam, dalam segala keadaan gerbang kedekatan kepada Allah selalu terbuka dari Al Qariib ( Yang Maha dekat ), sebagaimana firmanNya:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

( البقرة : 186 )

“ Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku menjawab permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi seruan Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran ”. ( QS. Al Baqarah: 186 )

Sungguh Allah Maha dekat, Maha cepat menjawab dan mendekatkan Dzat Nya kepada hamba yang ingin mendekat kepada Nya dengan kedekatan yang cepat dan dahsyat. Diriwayatkan didalam riwayat yang shahih: “ Bahwa pengampunan Allah itu datang secepat hambaNya beristighfar atau bertobat ”, secepat itulah pengampunan Allah muncul. Jika seorang hamba berbuat dosa, dan dalam kesempatan itu ia langsung menyesal dan menangis, merintih dan memohon maaf, maka secepat itulah pengampunan Allah datang.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Aku dan kalian dimana siang dan malam tiada henti-hentinya berlumur dosa, jatuh dalam hal-hal yang makruh, hal yang syubhat atau yang haram, semoga Allah subhanahu wata’al selalu mengikis dosa-dosa kita dan menghapusnya sepanjang siang dan malam, dan kita memohon kepada Allah agar pengampunanNya terus mengikuti setiap nafas kita di dalam kesalahan dan dosa-dosa kita, karena tiada sesuatu yang lebih menghalangi kita dari kelembutan Ilahi melebihi dosa, hanya dosalah yang merupakan hijab yang menutup hamba dari penciptaNya hingga ia tersulitkan untuk rindu kepada Allah. Namun ketika sudah muncul keinginan bertobat, menyesal dan merasa hina karena telah berbuat dosa, maka di saat itu Allah membuka pintu cahaya di dalam jiwanya , maka ia pun bergetar ingin mendekat kepada Yang Maha Suci, ia ingin suci dan tidak ingin hina, ia ingin mulia dan tidak ingin nista, ia ingin dekat dengan Rabbul ‘alamin dan rindu ingin berjumpa dengan Yang Maha Indah. Dimana ketika Nabiyullah Musa merintih, dalam firmanNya:

رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ

( الأعراف : 143 )

“ Ya tuhanku, tampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihatMu”. ( QS. Al A’raf: 143)

Allah menjawab dengan firmanNya:

قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِين

( الأعراف: 143 )

“ Allah berfirman: engkau tidak akan ( sanggup ) melihatKu, namun lihatlah ke gunung itu jika ia tetap di tempatnya niscaya engkau dapat melihatKu, maka ketika tuhannya menampakkan (keagunganNya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan ”. ( QS. Al A’raf: 143 )

Firman Allah: “ Sungguh engkau tidak akan mampu melihatKu ”, maksudnya adalah penglihatan nabi Musa tidak akan mampu Allah. Ketika Allah membuka tabir cahaya kewibawaanNya kepada gunung, maka gunung itu hancur lebur dan tidak lagi terlihat. Diriwayatkan di dalam tafsir Imam Ibn Katsir, tafsir Imam thabari, tafsir Imam Qurthubi dan lainnya, bahwa keadaan gunung yang demikian tinggi dan besar itu, ketika Allah menunjukkan cahaya kewibawaanNya maka tiba-tiba gunung itu terpendam ke dalam bumi. Dan bahwa gunung itu tidak muncul lagi hingga hari kiamat karena takutnya dari cahaya kewibawaan Rabbul ‘alamin.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam tafsir Imam Ibn Katsir bahwa Allah menutup dzatNya dengan 70.000 tabir, dan setiap tabir itu adalah paduan dari cahaya, kegelapan dan air. Ketiga komponen itu, air, cahaya, dan kegelapan itu dipadu menjadi satu tabir yang demikian dahsyat, dan terdapat 70.000 tabir yang menutup antara makhluk dan Sang Khaliq, dijelaskan oleh Al Imam Ibn Katsir menukil salah satu riwayat yang shahih, bahwa apabila manusia mendengar suara gemuruh air yang menjadi salah satu tabir yang menutup makhluk dengan Allah maka hatinya akan lepas dan terlempar dari tubuhnya karena takut mendengar dahsyatnya gemuruh air dari salah satu 70.000 tabir yang membentengi antara makhluk dengan Allah. Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah bahwa jika tabir itu terbuka satu saja dan tersingkaplah sedikit cahaya Rabbul ‘alamin kepada gunung maka gunung itu lebur tidak tersisa dan tidak akan muncul lagi hingga hari kiamat. Dan dalam riwayat lain gunung itu hancur menjadi debu karena takutnya dari kewibawaan Ilahi, maka ketika itu robohlah nabiyullah Musa ‘alaihissalam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Demikianlah cahaya keagungan Ilahi yang tertup dengan tabir air, cahaya dan kegelapan. Air, cahaya dan kegelapan itu berpadu dan tidak bisa terbayangkan bagaimana dahsyatnya. Diriwayatkan oleh Al Imam At Тhabari dalam menafsirkan ayat ini bahwa ketika nabiyullah Musa meminta untuk melihat Allah maka Allah berfirman : “ Wahai Musa engkau tidak akan melihatKu bahkan melihat pasukan-pasukanKu pun engkau tidak akan mampu ”, maka Allah perlihatkan para tentaraNya di bumi dan berdatanganlah seluruh halilintar yang berada di bumi, seluruh awan hitam dan seluruh malaikat yang ada di bumi mengelilingi nabiyullah Musa dan bertakbir dan bertasbih, yang mana takbir dan tasbih mereka lebih dahsyat dari gemuruhnya ombak yang besar, kemudian Allah memerintahkan malaikat yang di langit pertama untuk turun dan diperlihatkan kepada Nabiyullah Musa, maka nabi Musa as melihat para malaikat yang demikian besar dan dahsyat dengan bentuk-bentuk yang belum pernah dilihat, dengan warna warni yang belum pernah terlihat mereka bergemuruh dengan takbir dan tasbih mengagungkan nama Allah, dan suara satu dari mereka lebih dahsyat dari gemuruhnya guntur dan jumlah mereka yang demikian banyak mengelilingi nabiyullah Musa As. Maka Allah perintahkan malaikat yang berada di langit kedua untuk turun dan diperlihatkan kepada nabiyullah Musa, demikian pula malaikat yang ada di langit ketiga, keempat, kelima dan keenam turun untuk menghadap Nabi Musa As yang sudah tidak mampu lagi berdiri, sehingga ia roboh berdiri dengan lututnya, dan ia menyesal karena telah meminta untuk melihat Allah dan ia pun jatuh dan terduduk, maka Jibril As berkata : “ Bertahanlah wahai Musa, karena kau akan melihat yang lebih dahsyat dari hal ini sebgaimana permintaanmu ”, maka nabiyullah Musa pun merapatkan tubuhnya di dinding pegunungan seraya berkata : “ Wahai tuhanku, aku tidak berani berbuat apa-apa, jika aku diam niscaya aku akan mati karena ketakutan dan kerisauan, dan jika aku bergerak maka aku akan terbentur dengan triliyunan malaikatMu yang sedang mengelilingiku ”, maka disaat itulah Allah membuka langit ketujuh dan membuka salah satu dari 70.000 tabir yang menutupNya dengan makhlukNya, kemudian diperlihatkan kepada gunung maka gunung itu terpendam kedalam bumi dan tiada akan muncul lagi hingga hari kiamat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rahasia kewibawaan Ilahi Yang Maha menguasai seluruh jagad raya, Dia Allah subhanahu wata’ala Yang Maha mengenalkan dzatNya, Maha Pengampun, Maha dekat, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha berwibawa dan Maha berkuasa Yang berfirman:

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

( النساء : 147 )

“ Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha berterimakasih lagi Maha Mengetahui ”. ( QS. An Nisa’: 147 )

Sungguh Allah Maha berterima kasih dan Maha mengetahui perbuatan kita dan getaran pemikiran kita, dan Allah Maha berterima kasih dan membalas setiap kebaikan kita dengan sepuluh kali lebih besar dari kebaikannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :

مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ

( صحيح البخاري )

“ Barangsiapa yang (peduli) terhadap kebutuhan saudaranya, maka Allah ( peduli ) pada hajatnya ”. ( Shahih Al Bukhari )

Hadirin hadirat, jika hajat ( kebutuhan ) orang lain kita pedulikan maka Allah akan peduli kepada hajat kita dan terlebih lagi jika kita peduli pada hajat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apa hajat beliau?, Hajat beliau adalah tersebar luasnya dakwah beliau, dan banyak cara untuk menyebarkannya, mungkin dengan ucapan, perbuatan, internet, SMS, email, surat, harta, jabatan, bahkan dengan doa dan munajat. Hadirin hadirat, berkhidmahlah untuk hajat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka siang dan malam Allah subhanahu wata’ala akan menyelasaikan segala hajat kita . Rabbi, jadikanlah kami selalu berkhidmah kepada nabi yang paling Engkau cintai, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hadirin hadirat, terbuka segenap hijab di malam Isra’ dan Mi’raj untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika 70.000 tabir dibuka maka Jibril pun mundur seraya berkata : “ Aku tidak akan melanjutkan lagi, jika aku melanjutkannya maka aku akan terbakar oleh cahaya Allah”, maka Allah subhanahu wata’ala membuka 70.000 tabir itu hingga sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berhadapan dengan Allah. Allah subhanahu wata’ala yg berfirman:

ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى ، فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى

( النجم : 8-9 )

“ kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat, sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi) ”. ( QS. An Najm: 8-9 )

Saat itu nabi Muhammad sangat dekat dengan Allah, sebgaiamana dijelaskan di dalam kitab As Syifaa oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi ‘Iyadh Ar (Ar : alaihi rahmtaullah : semoga baginya Rahmat Allah), bahwa Allah subhanahu wata’ala befirman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika ketika Rasulullah melihat langit pertama yang begitu dahsyat dengan gemuruh para malaikat yang bertasbih kepada Allah, demikian pula di langit kedua, ketiga, dan seterusnya, nabi berjumpa dengan para rasul dan para malaikat dan disetiap langit disambut oleh para malaikat, maka sampailah ke muntaha al khalaiq, yang batas itu tidak bisa ditembus, tetapi beliau menembusnya dan disaat itu hilanglah semua suara, dan segala bentuk pemandangan, dan disaat itulah nabi Muhammad berhadapan dengan Rabbul ‘alamin Allah subhanahu wata’ala, dan nabi saw mendengar suara yang sangat berwibawa namun penuh dengan kelembutan : “ mendekatlah wahai Muhammad dan singkirkan ketakutanmu wahai Muhammad ”, maka beliau bersujud dan mengucapkan kalimat:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّه

Kemuliaan, kesucian, keluhuran, keberkahan, milik Allah, dan beliau saw pun mendengarkan jawaban Allah :

السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“ Salam sejahtera, serta rahmat dan keberkahan Allah untukmu wahai nabi ”

Allah bersalam kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan nabi menjawab:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

“ Salam sejahtera untuk kami, dan para hamba yang shalih ( nabi dan para malaikat )”.

Rasul membawa seluruh nama malaikat dan nama ummatnya untuk mendapatkan dan termuliakan dengan salam Allah kepada beliau, Rasul membagikan salam itu kepada seluruh nabi, rasul, malaikat dan ummatnya dengan jawaban : “ salam sejahtera untuk kami ( bukan untukku semata) dan para hamba Allah yang shalih ”, semua dibawa oleh Rasul didalam keagungan salam Allah subhanahu wata’ala, oleh sebab itulah sudah sepantasnya kita selalu bersalam kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka shalawat dan salam kepada nabi Muhammad saw merupakan rukun didalam shalat. Ucapan yang kita ucapkan didalam tahiyyat itu adalah rahasia kemuliaan mi’raj disaat terbukanya 70.000 tabir, Rasul berhadapan dengan Allah. Ucapan yang diucapkan antara Allah dan RasulNya itulah yang selalu kita ulang-ulang disaat kita shalat, betapa agungnya shalat itu.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

( النساء: 134 )

“ Barangsiapa menghendaki pahala di dunia, maka ketahuilah bahwa di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirah, dan Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat ”. ( QS. An Nisa’: 134 )

Barangsiapa yang menginginkan balasan di dunia atas amalan pahalanya, ia ingin kesuksesan di dunia, ia ingin kemakmuran dan kebahagiaan di dunia, Allah mengatakan agar niatnya disempurnakan karena sungguh Allah memiliki balasan di dunia dan di akhirah. Jadi, orang-orang yang beramal shalih yang mengikuti tuntunan sang pembawa keluhuran dari Yang Maha Luhur maka ia akan mendapatkan balasan kemuliaan di dunia dan di akhirah, demikian janji Rabbul ‘alamin. Namun ajakan-ajakan syaitan itulah yang membuat kita terjauhkan dari keluhuran, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

( البقرة:268 )

“Syaitan itu menjanjikan ( menuntun pada ) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji ( kikir ), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia Nya kepadamu, dan Allah Maha Luas lagi Maha mengetahui ”. ( QS.Al Baqarah: 268 )

Sungguh syaitan selalu mengajak dan menuntun kepada kesusahan dan kefakiran, orang sudah susah ingin dijadikan lebih susah lagi oleh syaitan, dan syaitan juga selalu mengajak kepada kejahatan. Meskipun kau sudah terjebak oleh ajakan syaitan, tetapi Allah tetap mengajakmu kepada anugerah-anugerah dan pengampunan di sisiNya, dan Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui. Maha Luas pemberianNya dan Maha mengetahui kebutuhan hamba-hambaNya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Pada hakikatnya kekayaan dan kemiskinan bukanlah ukuran senang dan susah, bukanlah ukuran kenikmatan dan kesengsaraan, karena apa?, karena jika Allah subhanahu wata’ala mencabut kenikmatannya maka si pemilik harta itu akan merasa lebih susah dari orang yang miskin, banyak orang-orang yang kekayaannya dan hartanya berlimpah ruah tetapi ia sakit tidak bisa makan ini dan itu. Rumahnya, mobilnya, kantornya semua ber AC, tetapi ia tidak boleh menikmati makanan yang enak-enak, makan daging tidak boleh, makanan ini dan itu tidak boleh, makanan yang manis-manis tidak boleh, harus selalu makan yang pahit-pahit, maka ia akan iri dengan para petani atau para kuli, karena mereka sesukanya bisa makan nasi tiga kali sehari sebanyak-banyaknya dengan semua lauk yang di inginkan karena dia tidak sakit apa-apa, maka ia akan iri pada petani atau kuli itu dengan makanan-makanannya tetapi ia tidak boleh menyentuh dan memakannya karena takut gula darahnya akan naik, kolesterolnya naik dan lain sebagainya, ia seperti di penjara padahal ia dalam kekayaan, namun orang yang susah melihat orang kaya dengan pikirannya : “enak sekali ia tidak kepanasan di pagi, siang, sore atau malam, selalu sejuk dengan AC sedangkan kita selalu kepanasan, malam diserang nyamuk, siang diserang lalat terus kita dalam kesusahan ”, padahal kesemuanya dalam kesusahan jika tidak diberi kenikmatan oleh Allah, tetapi jika Allah memberi kenikmatan maka orang yang di penjara pun tetap bisa tertawa terbahak- terbahak, orang miskin atau gelandangan yang di jalanan pun bisa tersenyum dan tertawa, namun kenikmatan sempurna yang diberikan oleh Allah adalah kecukupan. Jika ia membutuhkan suatu hajat maka dicukupi oleh Allah, apalagi yang ia butuhkan selain hajatnya?, kalau hajatnya dikabulkan dan diberi oleh Allah sebelum ia meminta, apalagi yang ia butuhkan selain terus mendekat kepada Allah?!, ini adalah balasan Allah untuk para pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآَمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ

( محمد: 2 )

“ Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad, dia itulah kebenaran dari tuhan mereka, Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka ”. ( QS. Muhammad: 2 )

Mereka yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa-apa yang dibawa oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau adalah Al Haqq ( kebenaran ) dari tuhan mereka maka Allah akan menghapus dosa-dosa mereka dan Allah perbaiki keadaan mereka di dunia dan di akhiratnya. Jika masalah akhiratnya masih berantakan maka Allah yang memperbaiki, nafkahnya masih berantakan maka Allah yang akan memperbaiki, masalah keluarganya berantakan maka Allah yang memperbaiki, usahanya berantakan Allah yang akan memperbaiki, jasadnya berantakan Allah yang memperbaiki, wafatnya Allah pula yang mengurusnya, ruhnya Allah juga yang mengurusnya, dan surganya Allah pula yang menyiapkannya, demikian keadaan para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah menjadikan aku dan kalian ada diantara mereka, dipelihara dengan seindah-indah bimbingan Allah subhanahu wata’ala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits yang mulia ini, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikatakan oleh sayyidina Abdullah bin Umar bahwa ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimami shalat isya’ dan itu adalah shalat Rasulullah yang terakhir sebelum wafatnya beliau, setelah itu beliau tidak lagi mengimami shalat karena terus sakit dan akhirnya wafat. Setelah beliau mengimami shalat maka beliau berdiri dan menoleh kepada jama’ah seraya bersabda: “ sungguh seratus tahun yang akan datang tidak ada lagi yang tersisa di muka bumi ini ”, maksudnya yang hidup di masa itu, 14 abad yang silam ketika beliau mengatakan hal itu beliau sudah melihat usia semua penduduk yang ada di daratan permukaan bumi dan tidak satu pun yang akan hidup lebih dari 100 tahun mulai dari beliau mengucapkan bahwa semua penduduk bumi yang ada pada saat itu akan wafat 100 tahun kemudian. Dijelasakan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari, menukil dari syarah Al Imam An Nawawy bahwa yang dimaksud adalah di masa itu ketika beliau mengucapkan 100 tahun kemudian tidak ada lagi yang tersisa hidup dari yang hidup di saat itu, tapi setelah beliau berucap, dan barangkali ada yang lahir, maka bisa saja usianya melebihi dari 100 tahun, tetapi mereka yang ada di saat nabi berucap , maka mulai dari bayi hingga orang yang paling tua tidak ada yang akan hidup melebihi 100 tahun, hadits ini mengandung hikmah yang sangat dalam, diantaranya banyak hal-hal ghaib yang diperlihatkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan beliau melihat usia seluruh penduduk di daratan permukaan bumi akan berakhir berapa usia mereka. Demikian Allah subhanahu wata’ala singkapkan tabir-tabir rahasia yang tidak diketahui oleh makhluk tetapi diketahui oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang kedua adalah kita renungkan bagaimana luasnya pemikiran Rasulullah saw bisa menguasai dan mengetahui seluruh usia penduduk bumi akan berakhir sebelum 100 tahun dari ucapan beliau. Dan salah satu hikmah yang perlu kita renungkan juga, barangkali di majelis ini juga hanya tersisa satu atau dua orang saja yang akan berusia sampai 100 tahun lagi, dan sisanya mungkin sudah tiada lagi, sebagian besar barangkali sudah dikubur dalam makamnya, semoga kita semua dalam husnul khatimah.

Kita yang berkumpul di malam hari ini mudah-mudahan selalu berkumpul bersama dengan Rasulullah shallallah ‘alaihi wasallam di alam barzakh. Acara ini juga disiarkan secara langsung di www.majelisrasulullah.org, seluruh dunia bisa melihatnya. Semoga yang menyaksikan dari kejauhan menonton juga dilimpahi keberkahan oleh Allah, amin.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketahuilah bahwa dosa dan kesalahan sesungguhnya ada pada manusia, dan syaitan adalah hamba yang sangat takut kepada Allah, syaitan tidak pernah berbuat dosa, maksudnya kesalahannya adalah iblis, dan perbuatan dosa syaitan adalah menggoda, syaitan tidak berbuat dosa (berbeda dg Iblis pimpinan mereka yg menolak perintah Allah swt). Para Syaitan tidak minum arak tetapi dia hanya menggoda orang untuk meminumnya, syaitan tidak berzina tetapi menggoda manusia untuk berzina, dan syaitan tidak berjudi tetapi menggoda manusia untuk berjudi, demikian perbuatan syaitan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ

( الحشر: 16 )

“ (bujukan orang-orang munafik itu) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, “ membangkanglah kamu! ”, kemudian ketika manusia itu menjadi kufur ia berkata, “ sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, tuhan semesta alam ”. ( QS. Al Hasyr: 16 )

Dan jika orang itu telah kufur dan berpaling dari agama Allah dan kelak ketika bertemu di hari kiamat, maka syaitan itu berkata : “ aku berlepas diri darimu, aku takut kepada Allah ”. Syaitan takut kepada Allah, kesalahannya hanya menggoda, namun Allah jadikan syaitan itu bersama dengan yang digodanya, demikian pula makhluk yang mengajak kepada kebaikan maka Allah jadikan dia bersama dengan orang yang diajaknya dan yang mengikutinya, dan orang yang mengajak kepada kejahatan, akan bersama dengan orang-orang yang diajaknya, dan semoga kita termasuk orang-orang yang terajak oleh tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersama nabi Muhammad bukan bersama syaitan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sisakan hari-hari kita di dalam keluhuran, sisakan hari-hari kita dalam rindu kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita telah dengar Allah subhanahu wata’ala begitu dahsyat kewibawaannya dan tabir yang menutup antara makhluk dengan khaliq adalah hijab jasadiah, tetapi kalau sanubari, sungguh sanubari itu bisa melihat atau merasa dilihat Allah subhanahu wata’ala, karena dikatakan oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam An Nawawy AR di dalam syarah nawawiyah ‘ala Shahih Muslim, bahwa bukanlah hal yang mustahil seseorang di dunia melihat Allah, namun tentunya dengan perasaan dan hatinya bukan dengan matanya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketika ditanyakan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra : “ Wahai Ali, apakah engkau telah melihat Allah?, sampaikah derajatmu untuk melihat Allah? ”, maka sayyidina Ali menjawab: “ bagaimana aku beriman kepada yang tidak aku lihat, aku sudah melihat Allah ”, bagaimana engkau melihatNya?, sayyidina Ali berkata: “ Aku melihatNya dengan sanubari dan kekuatan iman ”, karena Rasul telah bersabda:

اَلْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإنَّهُ يَرَاكَ

“ Ihsan adalah menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya maka sungguh Allah melihamu ”

Ingat Allah tidak sama dengan segala sesuatu, jika muncul hayalan dalam perasaan kita tentang bentuk-bentuk Allah, sungguh hal itu adalah bisikan syaitan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari, ketika syaitan berkata : “ ini ciptaan siapa, itu ciptaan siapa, maka hati kita akan terus menjwab: “ Allah, Allah, Allah ”, lalu syaitan akan berkata: “ Lalu siapa yang menciptakan Allah?”, maka Rasul bersabda : “ jika kalian sampai pada hal itu maka berlindunglah kepada Allah karena hal itu sudah berada di jurang kekufuran ”.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hati-hati dengan lintasan perasaan keraguan dengan Allah, karena itu adalah bisikan syaitan. Allah itu ada sebelum segala sesuatu ada, pertanyaan yang akan muncul sejak kapan Allah itu ada? Sudah sejak ribuan tahun alam semesta ada, maka sejak kapan Allah ada? Apakah ada begitu saja?. Maka jawabannya adalah Allah itu ada sebelum kalimat “kapan” itu ada. Kalimat “kapan” belum ada, Allah subhanahu wata’ala sudah ada. Jadi Allah tidak bisa diikat dengan kalimat “kapan”, karena kalimat “kapan” yang ditanyakan adalah waktu, sedangkan Allah lah yang menciptakan waktu dan menciptakan kalimat “kapan” itu. Demikianlah Allah subhanahu wata’ala yang maha luhur, membukakan bagi kita rahasia keluhuran setiap waktu dan saat.

Muncul pertanyaan kepada saya tentang foto-foto wali Allah bagaiamana hukumnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari : “ Wahai Umar, apabila syaitan berjalan dan berhadapan denganmu maka syaitan akan menghindar darimu dan mencari jalan lain ”, diperkuat dengan riwayat lain bahwa syaitan itu lari ketika melihat bayangan sayyidina Umar ra. Dijelaskan oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa tidak hanya sayyidina Umar yang mencapai derajat ini, tapi banyak dari para sahabat, para tabi’in dan para imam-imam dan shalihin setelahnya yang mencapai derajat ditakuti oleh syaitan, berlandaskan firman Allah:

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ

( الحجر:42 )

“ Sesungguhnya kamu (iblis) tidak mampu berkuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu yaitu orang-orang yang sesat ”. ( QS.Al Hijr: 42 )

Ini menunjukkan bahwa tidak hanya sayyidina Umar yang ditakuti oleh syaitan, tetapi hamba-hamba Allah yang shalih pun tidak bisa terkecohkan oleh syaitan, dan juga berdasarkan sabda Rasulullah kepada para sahabat riwayat Imam Al Bukhari di dalam kitabnya Adab Al Mufrad : “ Maukah kalian kukabarkan tentang orang-orang yang terbaik diantara kalian?”, maka para sahabat menjawab: “ betul wahai Rasulullah, saya ingin mendengar siapa orang-orang yang terbaik diantara kami ”, Rasulullah menjawab: “ mereka adalah orang-orang yang ketika kalian memandangnya maka kalian akan mengingat Allah, membuat kalian ingin dekat kepada Allah, membuat kalian malu kepada Allah, membuat kalian enggan berbuat dosa ”. Wajah-wajah yang seperti itulah wajah yang terbaik diantara kalian.

Hadirin hadirat, lalu bagaimana dengan foto-foto para shalihin?, segala sesuatu yang bisa membuat kita semakin dekat dan ingat kepada Allah maka hal itu baik dipandang. Bagaimana dengan Ka’bah manakah yang lebih afdhal, bangunan batu atau wajah seorang shalih? Tentunya wajah orang yang shalih lebih afdhal. Sebagaimana hajar al aswad yang mana sayyidina Umar bin Khattab berkata:

إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ

“ Sesungguhnya aku mengetahui kau adalah batu yang tidak memberi bahaya dan manfaat, kalau bukan karena aku melihat Rasulullah menciummu, niscaya aku tidak menciummu ”(Shahih Bukhari)

Berbeda dengan orang-orang shalih karena Allah turunkan malaikat dengan keberadaan mereka, dimanapun mereka berada maka Allah turunkan malaikat disana. Hadirin hadirat, boleh dibuktikan orang-orang yang asyik hadir di maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersih dari makanan yang syubhat maka mereka tidak akan melihat jin atau syaitan yang menakutkan, bukan mereka tidak melihat tetapi jin atau syaitan tidak berani memperlihatkan dirinya kepada mereka karena mereka diikuti para malaikat, tetapi orang-orang yang terus makan makanan haram, jarang hadir maulid nabi, jarang berdzikir, jarang shalat, maka jin dan syaitan akan terus menampakkan dirinya dengan bentuk yang berbeda-beda, mungkin berambut panjang, dengan rupa nenek-nenek atau kakek-kakek atau dengan rupa bayi dan lain sebgainya agar manusia takut, tetapi jika ia adalah orang yang beriman dan mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, cahaya para malaikat muqarrabin mengelilinginya, maka jin atau syaitan tidak berani mendekat atau menampakkan dirinya.

Hadirin hadirat, sampaikanlah dirimu pada derajat itu, maka engkau akan tenang dari semua gangguan, di saat seorang hamba berdzikir mengingat Allah maka Allah jaga dia dari segala sesuatu.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Betapa mulianya orang-orang yang merindukan Allah, oleh sebab itu wajah-wajah mereka dipajang. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mencantumkan satu riwayat yang tsiqah bahwa salah satu istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika didatangi oleh salah seorang sahabat dan berkata: “ wahai ummul mu’minin, aku belum sempat memandang wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena ketika itu aku masih kecil, maka gambarkanlah kepadaku seperti apa wajah beliau ”, berkatalah ummul mu’minin Ra: “ apakah engkau ingin melihat wajah Rasulullah?”, sahabat itu berkata: “iya, wahai ummul mu’minin”, maka ummul mu’minin mengeluarkan sebuah cermin kecil dan di cermin itu tergambarkan wajah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Cermin itu ketika dipakai bercermin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka cermin itu tidak mau lahi memunculkan wajah yang lainnya kecuali wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka cermin itu tidak mau menangkap pemandangan yang lain selain wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ummul mu’minin berkata: “ Jika aku merindukan Rasulullah maka aku buka cermin ini dan aku melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ”. Kita tidak bisa melihat wajah Rasulullah, maka dipajanglah wajah-wajah orang yang dicintai oleh Rasulullah dari para shalihin dan para awliyaa’, karena hal itu akan mengingatkan kita kepada Allah, bukan membuat kita musyrik justru membuat kita semakin taat, hanya saja syaitan tidak suka karena syaitan terbakar jika melihat wajah-wajah mereka. Maka syaitan berkata singkirkan foto-fotonya karena hal itu musyrik, kalau foto artis dipajang di rumah tidak apa-apa, atau foto gedung-gedung yang mengingatkan kepada hal-hal keduniawian dipajang di rumah tidak apa-apa, tapi kalau foto orang shalih maka musyrik..!, hal yang seperti ini ajaran seorang muslim atau ajaran syaitan?!. Hadirin hadirat, ada logika yang menjelaskannya. saya tidak berpanjang lebar menjelasakan.

Kita bermunjat semoga Allah memuliakan kita dalam keluhuran, semoga Allah subhanahu wata’ala terus memberikan keindahan dzatnya kepada sanubari kita sehingga kita selalu merasa dekat kepada Allah. Rabbi, singkapkan 70.000 tabir yang menutup antara kami dan diriMu, bukakan seluruh tabir itu untuk sanubari kami sehingga kami selalu asyik dan rindu padaMu , kami mendengar dari sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “ Barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, maka Allah pun rindu berjumpa dengannya ”. Dan kami mendengar sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Engkau berfirman dalam hadits qudsy riwayat Shahih Al Bukhari :

مَنْ أَحَبَّ لِقَائِيْ أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ مَنْ كَرِهَ لِقَائِيْ كَرِهْتُ لِقَاءَهُ

“ Barangsiapa yang ingin perjumpaan denganKu maka Aku pun rindu berjumpa dengannya, barangsiapa yang benci untuk berjumpa denganKu Akupun benci berjumpa dengannya ”.

Pastikan kami adalah orang yang selalu rindu berjumpa denganMu wahai Rabbi, munculkan kerinduan di dalam sanubari kami untuk berjumpa denganMu wahai Rabbi. Wahai Yang Maha Indah, wahai yang maha melimpahkan anugerah, wahai yang maha menyiapkan surga terindah bagi hamba-hamba yang merindukanMu, dari cahaya kerinduan yang terbit dari jiwa kami Engkau munculkan keberkahan dan kemudahan di dunia dan akhirah, pengabulan hajat dunia dan akhirah...

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat, tidak lupa kita terus berdoa untuk kesuksesan acara agung kita pada tanggal 17 Juni bersama guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh, semoga acara ini sukses dengan gemuruhnya dzikrullah memanggil nama Allah, doa dan munajat dengan itu terangkat segala kesulitan kita dan segala musibah terjauhkan dari kita dan dari kota Jakarta, dan seluruh wilayah di barat dan timur dengan berkumpulnya sebanyak-banyaknya muslimin untuk berdoa bersama di Majelis Rasulullah.

Hadirin hadirat, saya mohon yang tidak ada udzur jangan berdiri dulu sampai acara selesai, karena malaikat belum kemana-mana masih di tempat ini, tetapi bagi yang ada udzur tidak ada larangannya. Kita teruskan dengan mendengarkan qasidah Ya Arhamar Rahimin dari guru kita Fadhilah As Sayyid Ibrahim Aidid diiringi hadrah, kemudian kalimat talqin dan doa penutup oleh Al Habib Hud bin Baqir Al Atthas, falyatafaddhal.

SEPULUH LANGKAH MENYAMBUT RAMADAHAN


1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.
9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.
10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Senin, 12 Juli 2010

Nur Nabi Muhammad Saw





Tahun Gajah, 12 Rabi`ul Awwal, lahirlah Junjungan s.a.w. ke alam nyata. Kelahiran yang menjadi rahmat bagi sekalian alam. Allah jadikan alam ini semata-mata kerana hendak menzahirkan rahmatNya ini bagi sekalian alam. Jika bukan kerana Junjungan s.a.w. nescaya alam ini tidak diciptakan Allah s.w.t.
Roh Junjungan s.a.w. merupakan seawal-awal makhluk yang diciptakan Allah, menurut keterangan bukan seorang tetapi ramai ulama dari kalangan pemuka Ahlus Sunnah wal Jama`ah (i.e. bukannya Syiah sebagaimana tuduhan penderhaka Wahhabi). Sebelum itu apa itu roh ? Ianya adalah rahsia Allah, tiada siapa yang tahu hakikatnya selain Allah. Roh inilah yang digelar, disebut dan dipanggil dengan berbagai nama kemuliaan seperti "An-Nurul Muhammadiy", "Nur Muhammad", Haqiqatul Muhammadiyyah" dan sebagainya. Al-Amir 'Abdul Qadir al-Jazaairi dalam kitabnya "al-Mawaqif" pada mawquf yang ke-89 telah menyenaraikan banyak lagi gelar dan nama panggilan tersebut.
Ulama Ahlus Sunnah wal Jama`ah yang berpegang kepada konsep Nur Muhammad ini telah memberikan tafsiran yang sekali-kali tidak bercanggah dengan 'aqidah dan syariah Islam serta disandarkan kepada dalil-dalil yang boleh dipegangi. Secara ringkasnya mereka berpegang bahawa:-

1.
Nur Muhammad adalah makhluk yang diciptakan Allah paling awal di alam arwah dan merupakan roh Junjungan s.a.w.
2.
Nur Muhammad ini dicipta daripada nur yang juga dicipta dan dimiliki Allah, yang mana hakikatnya tidak diketahui kerana ianya merupakan ilmu Allah s.w.t. semata-mata dan bukanlah erti "nur" itu cahaya atau sinar seumpama cahaya matahari atau lampu yang merupakan lawan bagi kegelapan atau sesuatu yang boleh menerima kegelapan.
3.
Nur Muhammad inilah yang menjadi asal atau benih atau dengan kata lain menjadi sebab bagi kewujudan sekalian makhluk lain.

Antara ulama tersohor lagi muktabar yang menjadi pegangan Ahlus Sunnah wal Jama`ah (i.e. Wahhabi tak pakai le) ialah Syaikhul Islam Ibrahim al-Baijuri/al-Bajuri rhm. Ulama besar yang menjadi Syaikhul Azhar, pengarang berbagai kitab pegangan antaranya yang masyhur "Hasyiah al-Bajuri 'ala Ibni Qasim al-Ghazi" dalam fiqh Syafi`i. Dalam kitab tawhidnya "Tuhfatul Murid 'ala Jawharatit Tawhid", mukasurat 80, beliau menyatakan:-

"Dan yang tahqiqnya ialah bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. diutuskan kepada sekalian para nabi dan umat-umat terdahulu, akan tetapi dii'tibarkan pada alam arwah kerana sesungguhnya roh baginda telah diciptakan sebelum segala arwah yang lain...."

Jadi roh Junjungan s.a.w. adalah paling awal dicipta di alam arwah dan telah pun mencapai darjat rasul dan nabi di mana segala arwah lain dari segala nabi dan umat-umat mereka dikehendaki untuk mengakui dan menerima kerasulan dan kenabian Junjungan s.a.w. tersebut. Inilah yang dimaksudkan dengan firmanNya : "Dan tiadalah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan untuk umat manusia seluruhnya...." (Surah Saba` : 28).
Allahumma sholli wa sallim 'ala Nuril Anwar.

Keutamaan Majelis Maulud


Keutamaan Majelis Maulid
Diriwayatkan bahwa Rasulallah saw bersabda,

“Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku,

‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’

Jibril berkata,

Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.’

Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi,

‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?.’

Malaikat itupun berkata,

‘Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia.’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau,

‘Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.’

Rasulallah saw pun bertanya,

‘Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.’

Malaikat itupun menjawab,

‘Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulallah, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.’ “

Allahuma shalli a’la sayyidina Muhammadin wa a’la alihi wa shahbihi wa sallim

Bidadari Syurga

Bidadari Syurga


Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut :

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka"


Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga."


Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.


Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."

"Assalamu’alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.


Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . ..."


Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: "Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama".


Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia. ( Irsyadul Ibad ).

Rabu, 07 Juli 2010

TANGISAN BAGINDA ROSULULLAH MUHAMMAD SAW MENGETAR KAN DUNIA


Jika harta yang hilang dari diri seseorang, maka tiada apa pun yang hilang,

Jika kesihatan yang hilang dari diri seseorang, maka ada sesuatu yang
hilang,
Tetapi jika akhlak yang hilang dari diri seseorang,
maka segala-galanya telah hilang dari diri seseorang.

"Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik
bertawaf
di Ka'bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil
berzikir: "Ya Karim! Ya Karim!"

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca "Ya Karim!
Ya Karim!" Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan
berzikir
lagi: "Ya Karim! Ya Karim!" Rasulullah s.a.w. yang berada di
belakangnya mengikut zikirnya "Ya Karim! Ya Karim!" Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya
seorang
laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang
itu
lalu
berkata:

"Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana
ketampananmu
dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku,
Muhammad
Rasulullah."

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu
bertanya: "Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?"
"Belum,"
jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?"

"Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum
pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya,sekalipun saya belum pernah
bertemu dengannya," kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: "Wahai orang Arab! Ketahuilah
aku
inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!" Melihat Nabi
di
hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

"Tuan ini Nabi Muhammad?!" "Ya" jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk
untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w.
menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:

"Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu
biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah
mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta
dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi
orang
yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya."

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit
dia
berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan
bersabda: "Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona
dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di
hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil
mahupun yang besar!" Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian
pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:

"Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat
perhitungan
atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!"
kata orang Arab badwi itu. "Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan
Tuhan?" Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika Tuhan akan memperhitungkan
dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran
maghfirahnya,' jawab orang itu. 'Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan
hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya.
Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan
memperhitungkan
pula betapa kedermawanannya!'

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun
menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata
beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun
lagi seraya berkata:
"Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga
Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang.
Katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya,
juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni
semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!" Betapa
sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita tersebut. la
lalu
menangis kerana tidak berdaya menahan keharuan dirinya. "

Kalau tidak keberatan..... Tolong sebarkan cerita ini kepada saudara
Muslim
Muslimat yang lain agar menjadi renungan dan pelajaran kepada kita
semua.
Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang
yang
mengajarnya meskipun dia sudah meninggal dunia... "

Al Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al Habsyi ( Simtud Duror )


Al-Habib Al-Imam Al-Allamah Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi dilahirkan pada hari Juma’at 24 Syawal 1259 H di Qasam, sebuah kota di negeri Hadhramaut.

Beliau dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya; ayahandanya, Al-Imam Al-Arif Billah Muhammad bin Husin bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya; As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri, yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang solihah yang amat bijaksana.

Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Quran dan berhasil menguasai ilmu-ilmu zahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu. Oleh karenanya, sejak itu, beliau diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat sekali, dia menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Kepadanya diserahkan tampuk kepimpinan tiap majlis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.

Selanjutnya, beliau melaksanakan tugas-tugas suci yang dipercayakan padanya dengan sebaik-baiknya. Menghidupkan ilmu pengetahuan agama yang sebelumnya banyak dilupakan. Mengumpulkan, mengarahkan dan mendidik para siswa agar menuntut ilmu, di samping membangkitkan semangat mereka dalam mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia.

Untuk menampung mereka, dibangunnya Masjid “Riyadh” di kota Seiwun (Hadhramaut), pondok-pondok dan asrama-asrama yang diperlengkapi dengan berbagai sarana untuk memenuhi keperluan mereka, termasuk soal makan-minum, sehingga mereka dapat belajar dengan tenang dan tenteram, bebas dari segala pikiran yang mengganggu, khususnya yang bersangkutan dengan keperluan hidup sehari-hari.

Bimbingan dan asuhan beliau seperti ini telah memberinya hasil kepuasan yang tak terhingga dengan menyaksikan banyak sekali di antara murid-muridnya yang berhasil mencapai apa yang dicitakannya, kemudian meneruskan serta menyiarkan ilmu yang telah mereka peroleh, bukan sahaja di daerah Hadhramaut, tetapi tersebar luas di beberapa negeri lainnya – di Afrika dan Asia, termasuk di Indonesia.

Di tempat-tempat itu, mereka mendirikan pusat-pusat dakwah dan penyiaran agama, mereka sendiri menjadi perintis dan pejuang yang gigih, sehingga mendapat tempat terhormat dan disegani di kalangan masyarakat setempat. Pertemuan-pertemuan keagamaan diadakan pada berbagai kesempatan. Lembaga-lembaga pendidikan dan majlis-majlis ilmu didirikan di banyak tempat, sehingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan dalam ruang lingkup yang luas sekali.

Beliau meninggal dunia di kota Seiwun, Hadhramaut, pada hari Ahad 20 Rabi’ul Akhir 1333 H dan meninggalkan beberapa orang putera yang telah memperoleh pendidikan sebaik-baiknya dari beliau sendiri, yang meneruskan cita-cita beliau dalam berdakwah dan menyiarkan agama.

Di antara putera-putera beliau yang dikenal di Indonesia ialah puteranya yang bongsu; Al-Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, pendiri Masjid “Riyadh” di kota Solo (Surakarta). Dia dikenal sebagai peribadi yang amat luhur budi pekertinya, lemah-lembut, sopan-santun, serta ramah-tamah terhadap siapa pun terutama kaum yang lemah, fakir miskin, yatim piatu dan sebagainya. Rumah kediamannya selalu terbuka bagi para tamu dari berbagai golongan dan tidak pernah sepi dari pengajian dan pertemuan-pertemuan keagamaan. Beliau meninggal dunia di kota Palembang pada tanggal 20 Rabi’ul Awal 1373 H dan dimakamkan di kota Surakarta.

Banyak sekali ucapan Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang telah dicatat dan dibukukan, di samping tulisan-tulisannya yang berupa pesan-pesan ataupun surat-menyurat dengan para ulama di masa hidupnya, juga dengan keluarga dan sanak kerabat, kawan-kawan serta murid-murid beliau, yang semuanya itu merupakan perbendaharaan ilmu dan hikmah yang tiada habisnya.

Dan di antara karangan beliau yang sangat terkenal dan dibaca pada berbagai kesempatan di mana-mana, termasuk di kota-kota di Indonesia, ialah risalah kecil ini yang berisi kisah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dan diberinya judul “Simtud Duror Fi Akhbar Maulid Khairil Basyar wa Ma Lahu min Akhlaq wa Aushaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran Manusia Utama; Akhlak, Sifat dan Riwayat Hidupnya).

Dipetik dari: Untaian Mutiara – Terjemahan Simtud Duror oleh Anis bin Alwi bin Ali Al-Habsyi

Kiat Sehat Ala Rasulullah SAW


Rasulullah bersabda: “Mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintaiAllah daripada mu’min yang lemah” (HR Muslim)
Bagaimana agar senantiasa sehat seperti Rasulullah? Ikuti resep berikut:
1. SELALU BANGUN SEBELUM SHUBUH. Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelumshubuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu,sholat shubuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah ygmendalam antara lain : – Berlimpah pahala dari Allah – Kesegaran udara shubuh yg bagus u/ kesehatan misalu/ terapi penyakit TBC – Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan
2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN. Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamisatau Jumát beliau mencuci rambut2 halus di pipi,selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Jumát adalah wajib bagi setiap orang2dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakaiharum-haruman”(HR Muslim)
3. TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN. Sabda Rasul : “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelumlapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidaksampai kekenyangan)”(Muttafaq Alaih) Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda :Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dansepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satutarbiyyah khusus bagi ummat Islam dg adanya PuasaRamadhan untuk menyeimbangkan kesehatan
4. GEMAR BERJALAN KAKI. Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dansebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori2terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Inipenting untuk mencegah penyakit jantung
5. TIDAK PEMARAH. Nasihat Rasulullah : “Jangan Marah” diulangi hingga 3kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatanMuslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapilebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dankesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah: – Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri makaduduk, dan bila duduk maka berbaring – Membaca Ta ‘awwudz, karena marah itu dari Syaithon – Segeralah berwudhu – Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan danmenghilangkan kegundahan hati
6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA. Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yangmendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar,istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepadaAllah SWT
7. TAK PERNAH IRI HATI DAN BURUK SANGKA. Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa,mentalitas maka menjauhi iri hati dan buruk sangkamerupakan tindakan preventif yang sangat tepat
sumber : majelis ahbabul musthofa solo . blogspot.com

MUHAMMAD RASULULLAH SAW NABI AKHIR ZAMAN

MUHAMMAD RASULULLAH SAW NABI AKHIR ZAMAN

 Sebagaimana diriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf dari uminya yang bernama Syaffaa radiallahu 'anhumma dan terdengar tangisan pertama kali yang gemuruh suara dari langit mengucap kepada bayi tersebut semoga Rahmat Allah atas dirimu dan aku menyaksikan cahaya terang menderang dihadapan bayi tersebut, yang menerangi Timur dan Barat sehingga aku dapat melihat gedung-gedung orang Rum, lalu aku balut ia dalam pakaiannya dan aku tidurkan, namun tiba-tiba kegelapan dan ketakutan meliputi diriku, dari kananku sehingga aku menggigil dan kudengar suara bertanya : "kemana ia akan kau bawa pergi ?" aku menjawab ke Barat, lalu suara lainnya pun bergemuruh dan hatiku tiba-tiba merasa sejenak tenang, lalu tiba-tiba hatiku kembali bergonjang ada teriakan dari sebelah kiriku sehingga tubuhku menggigil, lalu kudengar suara bertanya : “kemana akan kau bawa pergi ?” lalu kujawab ke Timur, Demi Allah perasaan ini melekat dihatiku sampai kuketahui bahwa ia adalah utusan Allah.

Kemudian setelah sempurna kelahiran sesuai dengan Allah Jalla Wa 'Alaa sehingga cahaya yang terang itu bertebaran di tubuhnya dan di pori-porinya bagaikan bintang-bintang yang menyala, maka berlombalah para inang pengasuh ingin mengasuh Rasulullah SAW, di dalam satu riwayat banyak inang pengasuh yang terlebih dahulu datang tetapi tidak di ijinkan untuk menyusui Nabi Rasulullah SAW. Aneh sungguh aneh tapi nyata Halimatu sa’diyah yang sangat fakir dan memiliki keledai yang sangat kurus datang terakhir kali, ternyata zat kuasa Allah Jalla Wa 'Alaa memilihnya sehingga paling utama mendidik dan mengasuh insah tercinta ini, dikala ia menggendongnya maka tatkala matanya memandangnya terpancarlah cahaya illahi sehingga Halimatu Sa’diyah tercurah keriangan dan kegembiraan yang besar dari Tuhannya, suka cita hatinya sehingga seluruh lubuk hatinya tercurah kasih dan sayang kepada bayi tersebut seperti halnya ibu dan anaknya dan besarlah keinginannya untuk menyusuinya dan ia memohon kepada ibundanya yang mulia agar menyerahkan kepadanya tugas menyusukan, mengasuh dan mendidiknya maka luluslah permohonan itu setelah meluluskan ketulusan hati.

Keledai tua dan kurus itu bagaikan tak berdaya upaya tiba-tiba keledai itu bangun dan bergerak menuju Halimatu Sa’diyah bagaikan keledai muda yang baru lahir, seakan-akan tenaga yang baru berada pada keledai tersebut, di letakannya bayi di atas keledai bersama Halimatu Sa’diyah maka larilah keledai tersebut bagai onta yang kuat dan perkasa yang mengalahkan semua semua peminang-peminang yang telah mendahuluinya, perjalanan sebulan ditempuh hanya dalam 2 hari.

Sampai pada suatu hari ketika sedang menggembala domba Halimatu Sa’diyah yang kurus dan hanya dua ekor dalam sebulan berubah menjadi seribu ekor domba yang gemuk dan sehat, dan akhirnya Halimatu Sa’diyah menjadi saudagar besar atas kehendah Allah Jalla Wa 'Alaa. Pada umur 3 tahun - 7 tahun datang kepadanya beberapa malaikat memberikan penghormatan dan ta’dzim kepada manusia yang paling terhormat dan membaringkannya lalu membelah dadanya dan menambahkan rahasia ilmu dan hikmah dan menambahkan kesucian-kesuciannya atas perintah Allah Jalla Wa 'Alaa , sehingga Halimatu Sa’diyah pun mendengar hal itu, ia pun gelisah dan khawatir bencana yang menimpa putranya serta mengembalikannya kepada ibundanya walaupun terasa berat dan berlinang air mata namun karena kegelisahan hatinya yang menyampaikan putranya kepada ibunda Aminah, begitulah kabar gembira atas kelahiran sang Nabi untuk orang-orang yang terpilih menjaganya.

Dalam syair Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi :

Alam bersinar bersuka ria atas hadirnya insan mulia, Keriangan gembira meliputi penghuninya bagaikan suara sambung menyambung tiada henti karena tahu kehadirannya

Bergembiralah wahai pengikut Qur’an bagai burung berkicau tiada henti karena tahu kehadirannya , kegembiraan itu mengungguli semua kegembiraan dan tiada bandingnya

Alam tersenyum bagai kami tersenyum atas kehadirannya ,beruntung terus menerus tiada hentinya

Tak ada satu pun mahkluk yang suram atas kehadirannya, sehingga pecutan malaikat menyambar iblis ingin mengetahuinya

Seorang kafir gembira atas kehadirannya pemuka makkah Abu Lahab namanya

Sehingga Tuhan meringankan siksanya karena gembira atas kelahiran Nabinya

Lihatlah dan lihatlah si kafir tertolong karena gembira atas kelahirannya

Sungguh merugi dan merugi bila si mu’min tidak mau mencintainya

Bagai buah jaqum yang tak lezat dan tidak menyehatkannya

Bila si mu’min tak perduli atas kelahirannya

Semoga salam meliputi selalu Rasul Yang Mulia dari Allah Tuhan Yang Maha Esa ,serta salam dari umatnya tiada henti silih berganti untuk penghulunya selagi angin pagi menghembus untuk Nabinya